Damai sejahtera bagi kamu.
Sepanjang saya hidup, tak pernah sedetik pun saya kehilangan rasa
bangga akan negara saya, Indonesia. Dalam deskripsi yang paling
sederhana, saya membanggakan Indonesia sebagai negara yang “paling mudah
untuk dikenali di peta dunia”. Dan memang begitu kenyataannya, bukan?
Di peta dunia, area negara kita merupakan area yang sangat visible.
Di antara negara-negara lain yang terletak di benua-benua yang kita
mungkin tak tahu persis negara apa di mana, Indonesia adalah satu tempat
yang tak akan pernah dilewatkan mata setiap orang yang memandang peta
dunia.
Namun pikiran saya sedikit terkacaukan ketika saya
mengenal seorang “bule” dari Oklahoma, US. Dia seorang sarjana double
degree sebuah universitas di US dengan GPA 4,0. Saya lantas mengemukakan
kebanggaan kecil ini kepadanya. Dan betapa terkejutnya saya ketika dia
menjawab, “No, Indonesia is very hard to point on the map.“
Serius?
Pertanyaan,
“Kamu merasa kesulitan nggak kalau disuruh nunjukin Indonesia di peta?”
lantas saya ajukan ke beberapa teman dan kenalan WNA yang lain.
Rata-rata dari mereka memberikan jawaban yang sama.
Kenyataan
ini benar-benar membuat saya galau. Bukan galau ala ABG labil yang sok
merasa hidupnya paling menderita, tapi galau akan satu pertanyaan besar
buat diri saya, “Apa yang mereka lihat saat melihat daerah ini di peta?”
Dan
saya pun dihadapkan pada kenyataan bahwa orang-orang asing itu tidak
melihat Indonesia dalam peta Asia Tenggara, yang mereka lihat adalah
pulau-pulau besar: Sumatra, Java, Borneo, Celebes, dan New Guinea, serta
beberapa pulau-pulau kecil lain yang mereka tidak hafal namanya. Yang
mereka tau, Indonesia ada di antara pulau-pulau itu.
Lantas,
siapa yang pertama kali menciptakan kata “Indonesia?” dan siapa pula
yang mendeskripsikan lokasi geografisnya seperti yang sekarang kita
kenal?
Terima kasih kepada Internet dan WikiPedia, saya
memahami bahwa memang sejak dahulu kala, orang-orang dari luar melihat
daerah ini sebagai sebuah kepulauan. Bukan pulau-pulau besar dan kecil
yang berdiri sendiri-sendiri. Melalui berbagai kejadian, terciptalah
istilah Indonesia untuk menyebut gugusan kepulauan di sebelah tenggara
Asia.
Lalu kemudian masuklah peran politik. Nama
“Indonesia” secara resmi digunakan untuk menyebut identitas bangsa dalam
Sumpah Pemuda 1928. Di kongres itu, berdatanganlah pemuda-pemudi dari
berbagai pulau di Indonesia, minus Papua, yang merasa dirinya satu atas
dasar persamaan nasib.
Nasib? Nasib apa? Nasib dijajah
oleh kolonialisme Belanda selama beratus tahun lamanya dengan nama
“Hindia Belanda”. Nah, hal ini menjawab potongan pertanyaan berikutnya:
“Mengapa lokasi geografis Negara Republik Indonesia kok ‘nanggung’”?
Nggak semua area di Kalimantan, Timor, dan Papua jadi wilayah RI kan?
Ternyata penyebabnya adalah karena perbedaan “majikan”. Pulau Kalimantan
berbagi daerah dengan sebagian wilayah Malaysia, yang dulu menjadi
jajahan Britania. Pulau Timor juga milik Timor Leste, yang dulu dijajah
Portugis. Pulau Papua dibelah tengah dan ada negara Papua Nugini di sisi
timur, dulu menjadi koloni Britania. Saat proklamasi kemerdekaan,
sebenarnya para Founding Fathers kita ingin memasukkan wilayah-wilayah
tersebut dalam NKRI, namun mereka mengurungkannya. Sebuah keputusan yang
bijak, karena jika dahulu hal itu benar-benar dilaksanakan, musuh kita
pada jaman mempertahankan kemerdekaan (1945-1949) tidak cuma Belanda,
bukan? Satu musuh saja sudah kepayahan, apalagi tiga? :D
Inilah
yang menjadi perenungan saya, saya baru menyadari ternyata kata
“Indonesia” itu punya dua arti. pertama, Indonesia sebagai negara,
dengan wilayah seperti di atas dan yang punya nama resmi Republic of
Indonesia. Kedua, Indonesia sebagai kawasan, yaitu kepulauan besar yang
terletak di sebelah tenggara benua Asia. Layaknya arti kata
“Skandinavia”, yang berarti wilayah di Eropa Utara yang memiliki koneksi
historis-budaya-bahasa dengan tiga negara di dalamnya, yaitu Denmark,
Norwegia, dan Swedia.
Tapi, tunggu dulu. benarkah
Negara Republik Indonesia ini berdiri karena memang seharusnya
pulau-pulau di kawasan ini menyatu dalam satu negara, atau ini semua
hanya perebutan kekuasaan wilayah dari penjajah? Bagaimana jika dahulu
Belanda hanya menjajah Sumatra dan Borneo, atau hanya Jawa dan Nusa
Tenggara? Seperti apa bentuk wilayah Indonesia sekarang? Akankah sama?
Atau
bagaimana jika bahkan dahulu kolonialisasi eropa tidak mencapai daerah
ini? Bisakah kita berimajinasi (Tanpa khawatir dituduh makar) bahwa jika
hal itu yang terjadi, yang ada sekarang adalah negara Jawa, negara
Borneo, negara Nusa Tenggara, dan lain sebagainya yang menjaga kerukunan
satu sama lain?
Apakah “Indonesia” itu benar-benar ada, dan sudah sebagaimana mestinya?
Beltsazar A K
Salam damai selalu dari Ega
Home » Permenungan » Apakah Indonesia benar benar ada???
Apakah Indonesia benar benar ada???
Posted by Ega Byte on Wednesday, May 23, 2012
Labels:
cerita,
Permenungan
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ke blog Ega,silahkan tinggal kan komentar :