Damai sejahtera bagi kamu.
Pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
memasukkan benda atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan
menyakiti.
Benda ini bisa saja misalnya sebuah paku atau seekor
binatang berbisa yang dikirim secara gaib untuk dimasukkan ke tubuh
seseorang dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Seperti
ilmu-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa merupakan ilmu putih atau
ilmu hitam tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah untuk kebaikan
atau untuk kejahatan. Tetapi dalam aplikasinya ilmu putih ini dipadukan
dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan diselewengkan (dihitamkan)
oleh pelakunya, misalnya yang aslinya digunakan untuk menidurkan bayi
yang rewel agar bisa terlelap, oleh maling ilmu ini diselewengkan untuk
menidurkan calon korbannya.
Ilmu untuk meluluhkan hati orang
yang keras atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk membuat orang
lain terlena bujuk rayunya. Kasus yang terakhir ini marak yang umum
kita kenal dengan istilah gendam.
Walaupun proses santet yang
gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara logis
santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Pada saat santet
akan dikirim, benda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun inatang
berbisa ini diubah dari materi menjadi energi.
Kemudian dalam
bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai
sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Sehingga apa-apa yang
tadi dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh
seseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis
benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan
kesakitan pada tubuh orang yang disantet.
Selanjutnya penulis
akan membahas ilmu santet lebih ke arah santet sebagai ilmu hitam.
Berdasarkan pengetahuan penulis, ada dua jenis santet menilik dari jenis
ekuatan yang dijadikan sumber kekuatannya.
Pertama adalah
santet yang dalam prosesnya memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti
jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaannya, pelaku
santet akan bekerja sama dengan makhluk gaib sebagai media pengiriman
santet.
Untuk mengajak si makhluk gaib untuk dijadikan "kurir"
ini tentu saja pelaku antet harus memberikan imbalan sesuai yang diminta
oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang diperuntukkan
makhluk gaib sebagai makanan untuknya.
Imbalan juga dapat
berbentuk lain sesuai permufakatan makhluk gaib dengan pelaku santet.
Setelah imbalan yang dijanjikan disepakati, maka "sang kurir" pun akan
melakukan tugasnya membawa santet menuju sasaran.
Ada kasus
misalnya sesaji atau imbalan yang disepakati lalai atau tidak
dilaksanakan oleh pelaku santet, maka dalam kasus ini bisa saja si
makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku santet. Sehingga bisa
disimpulkan hal ini lah yang merupakan resiko bagi para pelaku santet.
Kedua, adalah santet yang bersumber dari kekuatan batin. Santet dengan
metode ini membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku
spiritual.
Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin
biasanya dibantu dengan kekuatan visualisasi (pembayangan) yang kuat
dari pelaku. Misalnya santet dengan menggunakan media bambu apus yang
ketika hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera
tertentu, setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi
dan berniat menyumbat kubul dan dubur si jabang bayi (sasaran).
Konon, dengan cara demikian, seseorang yang dituju tidak bisa buang air
besar maupun air kecil. Sehingga pada hakikatnya kekuatan santet ini
bersumber dari memusatan kehendak batin saja. Sedangkan peran dari
ritual, seperti membaca mantera atau laku tirakat lain merupakan sarana
penunjang yang mampu membantu visualisasi batin sehingga bertambah kuat.
Salam damai selalu dari Ega
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ke blog Ega,silahkan tinggal kan komentar :