Tak ada yang bisa lebih membanggakan
sebuah negara dan bangsa selain kemampuan membuat sendiri aneka produk
yang vital. Bukan cuma sekadar untuk kebutuhan sehari-hari yang mungkin
dianggap remeh-temeh, namun juga kebutuhan bernilai tinggi dan
strategis. Contohnya saja senjata militer. Untuk urusan ini, personel
TNI dan juga segenap anak bangsa yang lain harus bangga karena sebagian
persenjataan inti sudah bisa dirancang dan dibuat sendiri di dalam
negeri.
Salah satunya adalah senapan serbu
militer SS-2. SS yang merupakan singkatan dari Senapan Serbu, adalah
produk PT Pindad di Bandung, riwayatnya berangkat dari pembelian lisensi
senapan FNC dari pabrikan Fabrique Nationale Herstal Belgia. Dari hasil
lisensi ini Pindad mengembangkan SS-1 yang bentuknya memang masih mirip
senapan aslinya, FNC. Dalam perkembangannya, SS-1 mulai dimodifikasi,
seperti misalnya dengan penerapan popor yang bisa dilipat, tak lagi
popor pejal atau “mati” seperti aslinya.
Dalam tahapan pengembangan berikutnya,
Pindad merancang senapan yang sama sekali baru sehingga bisa dikatakan
“asli” Indonesia. Artinya, bukan sekadar melakukan modifikasi di
sana-sini atas model yang sudah ada, melainkan betul-betul berangkat
dari desain awal di meja gambar. Inilah yang lantas disebut sebagai
SS-2. Sejauh ini memang baru sedikit kesatuan yang menggunakannya
seperti Kopassus dan Paskhas TNI AU. Harapannya, penggunaan SS-2 bisa
diperluas ke seluruh satuan TNI dan Polri.
Dilihat dari segi tampilan, SS-2
terlihat modern. Tak seperti “kakak”-nya SS-1, pada SS-2 sudah dijumpai
komponen Picatinny rail permanen pada bagian atas senapan, yang
memudahkan pemasangan aneka aksesoris pembidik. Tampang laras depannya
sedikit mengingatkan pada AK-47, sementara model handel pembawa di sisi
tengah sedikit mengingatkan pada M-16. Handel ini bisa dilepas dan
diganti dengan aneka model teropong pembidik.
Seperti ditulis dalam majalah Commando
edisi I tahun VI/2010, SS-2 menawarkan banyak keunggulan dibandingkan
SS-1. Misalkan dari segi bobot standar, SS-2 punya berat kosong 3,4 kg
sementara bobot kosong SS-1 masih 4 kg. Tolak balik atau hentakan akibat
penembakan pun disebut lebih empuk sehingga meningkatkan akurasi
sekaligus menambah kenyamanan penggunanya.
Salam damai selalu dari ega
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ke blog Ega,silahkan tinggal kan komentar :